WoW dotA Allstars

This is Description

Selasa, 01 Mei 2012

Sub Program

Sub Program

Sub program adalah bagian dari program yang ditulis terpisah dari program utama. Berbeda
dengan fungsi sub program tidak mengembalikan nilai keluaran. Sub program sangat berguna
untuk menghindari penulisan barisan statement / instruksi yang berulang-ulang. Sub program
ini biasa juga disebut sebagai prosedur. Sama dengan fungsi dalam QBASIC sub program
ditulis secara terpisah dari modul utama. Untuk berpindah-pindah modul tekan tombol F2.
Pembuatan sub program ditulis setelah statement SUB dan diakhiri dengan END SUB.
Bentuk umum penulisan SUB :
SUB nama_sub [(parameter)]
[blok statement]
END SUB
Di dalam sub program kita bisa juga mendeklarasikan variabel baru, tetapi bersifat lokal tidak
bisa diakses dari modul utama. Pemanggilan nama sub program di dalam modul utama
meyebabkan setiap statement dalam blok statement dalam sub program akan dilaksanakan.
Contoh program :
DIM pil AS INTEGER
CLS
LOCATE 5, 15
PRINT "< Menu Utama >"
LOCATE 6, 15
PRINT "1. Menu Pertama"
LOCATE 7, 15
PRINT "2. Menu Kedua"
LOCATE 8, 15
PRINT "3. Menu Ketiga"
LOCATE 9,15
INPUT "Pilihan Anda > "; pil
SELECT CASE pil
CASE 1
Satu
CASE 2
Page 59
Dua
CASE 3
Tiga
ELSE CASE
PRINT "Pilihan Anda Ngawur !"
END SELECT
END
SUB Satu
PRINT "ANDA MEMILIH MENU PERTAMA"
END SUB
SUB Dua
PRINT "ANDA MEMILIH MENU KEDUA"
END SUB
SUB Tiga
PRINT "ANDA MEMILIH MENU KETIGA"
END SUB
Output program :
< Menu Utama >
1. Menu Pertama
2. Menu Kedua
3. Menu Ketiga
Pilihan Anda > 3
ANDA MEMILIH MENU PERTAMA
Jika memasukan pilihan selain ketiga nomor tersebut akan tercetak kalimat :
Pilihan Anda Ngawur !

Sub Routine dan Fungsi


Sub Routine
Sub routine merupakan kumpulan baris program yang dipanggil dengan statement GO SUB.

Sub routine digunakan untuk memanggil baris program yang sering dipanggil. Hal ini lebih

baik daripada menuliskan baris program yang sama berkali-kali.
Bentuk umum GO SUB :
GO SUB no_baris
Pemangggilan sub routine juga dapat menggunakan statement ON GO SUB. Bedanya
dengan ON GO SUB pemanggilan sub routine terjadi tergantung urutan nomor baris.
Bentuk umumnya :
ON ekspresi_integer GOSUB daftar_no_baris
Contoh :
ON 3 GO SUB 15, 12, 20
Sub routine yang dipanggil adalah subroutine baris 20 sesuai urutan daftar nomor baris.
Sub routine diakhiri dengan statement RETURN dan kemudian kembali ke baris program
berikut dari baris program yang memanggilnya. Bagian awal sub routine harus dituliskan
nomor baris atau labenya.
Contohnya :
CLS
DIM I AS INTEGER
PRINT "Broto", "1IB03", "Jakarta"
GO SUB 15
PRINT "Seno ", "1IB03", "Depok"
GO SUB 15
Page 55
END
15 PRINT STRING$(35 ,"-")
RETURN
Output program :
Broto 1IB03 Jakarta
---------------------------------
Seno 1IB03  Depok
---------------------------------
Setelah pemanggilan GO SUB pertama pada baris ke-3 untuk mencetak garis, kemudian
program mengerjakan baris ke-4 di bawah baris pemanggilan sub routine pertama untuk
mencetak data. Kemudian sub routine dipanggil kembali untuk mencetak garis. Setelah
RETURN mengerjakan statement END.

Fungsi
Fungsi adalah bagian dari program yang memberikan nilai keluaran. Nilai keluaran ini dapat
disimpan pada sebuah variabel, dicetak atau dimanipulasi. Sebuah fungsi dapat dikatakan
sebagai ekspresi karena mengandung nilai. Jenis nilai keluaran berbeda-beda tergantung tipe
datanya.
Fungsi dibagi menjadi dua yaitu fungsi yang sudah disediakan BASIC dan fungsi yang
sengaja diciptakan user (user defined). Kita tidak perlu mendeklarasikan atau
mendefinisikan fungsi yang telah ada pada BASIC kita tinggal memanggil dan mendapatkan
nilai keluarannya. Fungsi yang telah disediakan jumlahnya cukup banyak (untuk melihat
fungsi pada QBASIC pilih menu Help>Index. Lihat daftar kata reserved word yang diakhiri
kata 'Function'), contoh beberapa fungsi misalnya lihat tabel berikut :
Fungsi Sintaks Kegunaan
ABS ABS(ekspresi_numerik) Mengembalikan nilai absolut ekspresi numerik
COS COS(sudut) Mencari nilai kosinus sudut (dalam radian)
ASC ASC(ekspresi _karakter) Mencari kode ASCII suatu karakter
SQR SQR(ekspersi_numerik) Mencari akar suatu bilangan
Page 56
CINT CINT(ekspresi_numerik) Mengkonversi bilangan ke bentuk integer(bulat)
CSNG CSNG(ekspresi_numerik) Mengkonversi bilangan ke bentuk floating point Single
UCASE$ UCASE$(ekspresi_string) Mengubah tiap huruf dalam kata dengan huruf besar
Dsb
Bentuk umum untuk membuat suatu fungsi :
FUNCTION nama_fungsi [(parameter)]
[blok_statement]
nama_fungsi = ekspresi
[blok_statement]
END FUNCTION
Dalam QBASIC penulisan fungsi dilakukan dengan jendela terpisah dari modul utama. Untuk
berpindah-pindah dari modul utama ke jendela fungsi tekan tombol F2, lalau pilih pilihan
modul yang ada.
Bentuk lain selain fungsi diatas ada fungsi yang dideklarasikan dan ditulis bersama modul
utama. Biasanya digunakan untuk fungsi aritmatik. Sebelum dipanggil fungsi ini harus
didefinisikan di bagian deklarasi.
Bentuk umumnya:
DEF FNnama_fungsi [(paramenter)] = ekspresi
Atau
DEF FNnama_fungsi [(parameter)]
[Blok statement]
FNnama_fungsi = ekspresi
[Blok statement]
END DEF
Pemanggilan fungsi memberikan nilai kembalian yang bisa disimpan pada variabel,
dimanipulasi atau ditampilkan.
Page 57
Contoh program :
DIM a AS SINGLE, kal AS STRING
DEF FNkuadrat (x) = x^2
DEF FNfaktorial (n)
DIM Hasil AS DOUBLE
Hasil=1
For I%=1 to n
Hasil = Hasil * I%
NEXT I%
FNfaktorial = Hasil
END DEF
CLS
INPUT "Masukan Angka Positif > "; a
PRINT a; "! = "; FNfaktorial(a)
PRINT a; "^2 = "; FNkuadrat (a)
PRINT
INPUT "Masukan Kalimat > "; kal
PRINT kal; " >> "; besar(kal)
END
FUNCTION besar$ (kata$)
Besar$ = UCASE$ (kata$)
END FUNCTION
Output program :
Masukan Angka Positif > 5
5 ! = 120
5 ^2= 25
Masukan Kalimat > Seno Ganteng Loochh
Seno Ganteng Loochh >> Seno GANTENG LOOCHH

Konfigurasi Elektron

Konfigurasi Elektron A. Azas Aufbau Azas Aufbau menyatakan bahwa :“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang berenergi paling rendah dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya”. Dalam setiap sub kulit mempunyai batasan elektron yang dapat diisikan yakni : Subkulit s maksimal berisi 2 elektron Subkulit p maksimal berisi 6 elektron Subkulit d maksimal berisi 10 elektron Subkulit f maksimal berisi 14 elektron Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda panah pada gambar berikut! Berdasarkan diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi elektron sebagai berikut : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 …. dan seterusnya Keterangan : Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan jumlah elektron maksimal dari subkulit tersebut kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron sisanya. Perhatikan contoh di bawah ini : Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian elektron-elektron tersebut kita isikan dalam konfigurasi elektron berdasarkan prinsip aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata tidak selalu kulit yang lebih rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis dahulu dari 3d). Hal ini karena semakin besar nomor kulitnya maka selisih energi dengan kulit di atasnya semakin kecil sementara jumlah sub kulitnya semakin banyak sehingga terjadi tumpang tindih urutan energi sub kulitnya. Untuk mempermudah penilisan tingkatenerginya digunakan prinsip aufbau di atas. Untuk keteraturan penulisan, 3d boleh ditulis terlebih dahulu dari 4s namun pengisian elektronnya tetap mengacu pada prinsip aufbau. hal ini terkesan remeh tapi penting..... jadi bila kalian disuruh menuliskan bilangan kuantum dari elektron terakhir dari Sc maka elektron tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan 4s, walau dalam penulisan terakhir sendiri adalah sub kulit 4s.....cirinya pada sub kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan sub kulit 4s nya terisi penuh. Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat dengan penulisan atom dari golongan gas mulia yaitu : He (2 elektron), Ne (10 elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54 elektron) dan Rn ( 86 elektron). Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas mulia setiap sub kulitnya terisi elektron secara penuh. Skema yang digunakan untuk memudahkan penyingkatan sebagai berikut : Contoh penyingkatan konfigurasi elektron : Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan, seringkali diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam menentukan bentuk molekul dan teori hibridisasi. Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital : 1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak 2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak 3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu: 4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang bersisian, sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak yang terpisah. 5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi mengarah ke bawah. Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan Hund. B. Aturan Hund Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian elektron pada orbital yaitu : “orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah (spin) yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan arah (spin) berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masing-masing terisi satu elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya baru diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah sebaliknya”. Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya : Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih dahulu dengan gambar tanda panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah ke bawah. C. Aturan Penuh Setengah Penuh Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa : “suatu elektron mempunyai kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih stabil.....untuk konfigurasi elektron yang berakhiran pada sub kulit d berlaku aturan penuh setengah penuh. Untuk lebih memahamkan teori ini perhatikan juga contoh di bawah ini : 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 dari contoh terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah penuh....maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d. hal ini juga berlaku untuk kasus : 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9 menjadi 29Cu = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 Penentuan Periode dan Golongan Suatu Unsur Untuk menentukan letak periode suatu unsur relatif mudah. Periode suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya dalam konfigurasi elektron. musalnya : 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 Nomor kulit terbesarnya adalah 4 (dalam 4s1) maka Cr terletak dalam periode 4 Sedangkan untuk menentukan golongan menggunakan tabel. Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka digolongkan dalam golongan A (utama) sedangkan bila subkulit terakhirnya pada d maka digolongkan dalam golongan B (transisi). Lebih lengkapnya coba perhatikan tabel di bawah ini : Coba kalian perhatikan tabel di atas. Untuk memudahkan pengingatan golongan A dimulai dari golongan I A sedangkan golongan B dimulai dari III B. selain itu jika subkulit terakhirnya p atau d maka sub kulit s sebelumnya diikutkan. Pada golongan VI B dan I B berlaku aturan penuh setengah penuh. Sebagai contoh : 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 Periode = 4 Golongan = VI B hahahahha...beberapa saya ambil dari blog sebelah maklum masih nubi,,:D